Selasa, 04 Juli 2017

Split Your Terminal with Terminator



Lagi iseng-iseng main-main diterminal, ya bisa dibilang lagi otak-atik gak jelas sih. Kepikiran gimana caranya agar terminal di linux backbox ini bisa di split, baik itu dibagi secara vertikal ataupun horizontal. Tujuannya sih biar gak ribet kalau kita pindah-pindah tab dari terminal satu ke terminal lainnya. Bagi yang suka programming, men-split terminal sangat membantu (gue maksudnya hahaha).

Dulu udah pernah juga nyoba split terminal menggunakan aplikasi tambahan yaitu tmux. Tapi ternyata ada lagi selain tmux tersebut yaitu terminator. Secara basic sih sama, tujuannya agar terminal kita bisa di split. Langkah instalasinya cukup mudah, cukup:

sudo apt-get install terminator

Kalau udah terinstall, tinggal buka menu aplikasi dan pilih terminator.

Untuk melakukan split secara vertikal, cukup dengan menekan tombol kombinasi ctrl+shift+e


Sedangkan untuk split secara horizontal, ctrl+shift+o



Untuk berpindah antar terminal, bisa gunain tombol ctrl+shift+n. Dan untuk menutup terminal bisa menggunakan tombol ctrl+shift+w.

Perintah-perintah tombol kombinasi bisa ditemuin di manual aplikasi tersebut : man terminator.



Cukup mudah bukan.

Selasa, 30 Mei 2017

GCompris : Aplikasi Pendidikan





Sebenarnya lagi iseng buka-buka twitter, sekedar baca info-info di situs mikrobloging tersebut. Eh nggak sengaja membaca salah satu postingan tweet dari pak Onno W. Purbo, salah satu pakar teknologi legendaris di indonesia. Kenapa saya sebut legendaris, karena udah sejak lama berperan besar dalam memajukan dunia IT di indonesia. Salah satu penggiat dunia Open Source.

Next mungkin saya akan bicara tentang pak Onno W. Purbo lebih dalam, tapi balik dulu ke topic ini hehe. Saat itu pak Onno memposting tentang aplikasi GCompris ini. Berhubung sama-sama penggiat aplikasi open source, saya pun mencoba aplikasi tersebut.


Tampilannya benar-benar menarik, full collor, dan saya pikir memang pas sekali dengan edukasi untuk anak-anak. Banyak hal bisa dilakukan seperti berhitung, membaca, mengetik, fisika, dan juga beberapa game yang menyenangkan namun juga tidak meninggalkan nilai edukasinya.

Seperti kali ini bagaimana kita bisa mengajarkan kepada anak-anak tentang elektronika. Sangat menarik.


Proses instalasinya cukup mudah tinggal sudo apt-get install gcompris, saya menggunakan Linux turunan Ubuntu. yang diperlukan hanya koneksi internet untuk mengunduh packages nya. Untuk yang ingin mengetahui tulisan dari pak Onno W. Purbo bisa baca disini.

Senin, 01 Mei 2017

BackUp MicroSD Menggunakan DD



Pada kali ini saya akan membahas sedikit tentang DD. Apa itu DD? berdasarkan wikipedia, DD merupakan sebuah utility pada sistem operasi Linux dan Unix yang bertujuan untuk mengkonversi dan menyalin file. Proses konversi dan menyalin disini adalah dari perangkat keras menjadi sebuah image file.

Dalam dunia Digital Forensik, proses ini biasa dikenal dengan istilah akuisisi. Untuk mengakuisisi sebuah barang bukti digital memiliki beberapa SOP atau Standar Operasional Prosedur khusus. Misalkan untuk mengetahui/menganalisis sebuah barang bukti yang berupa Hard Disk, TIDAK diperkenankan untuk mengakses langsung barang tersebut. Kenapa?Hal tersebut diperlukan agar data digital yang terdapat didalamnya tidak mengalami perubahan(modified) sehingga tetap terjaga keasliannya walaupun hal tersebut hanya membaca atau meng-copy.

Agar data tersebut terjaga keasliannya, untuk itulah diperlukan akuisisi khusus berupa Disk Image. Disk image merupakan proses memetakan penggandaan barang bukti dengan metode bit by bit copy. Proses Imaging itu sendri ada yang menggunakan aplikasi dan juga ada ada yang menggunakan alat, tentunya berbayar. Untungnya para pengguna Unix khususnya Linux telah memiliki utiliti yang secara gratis dapat digunakan, antara lain adalah DD.

Sebenernya DD yang akan saya lakukan kali ini bertujuan untuk backup microSD dari system raspberry pi yang saya miliki. Saya hanya ingin agar sewaktu-waktu masih bisa menggunakan system tersebut dikemudian harinya, karna tidak ingin melakukan konfigurasi lagi hehehe. Karena yang menarik dari DD khususnya pada sistem Unix/Linux, tidak akan ada pencatatan yang dilakukan oleh sistem pada perangkat yang dilakukan akuisisi, berbeda jika menggunakan sistem Windows.

Untuk melakukan DD disistem linux cukup mudah, kebetulan saya menggunakan sistem operasi Backbox Linux dari turunannya Ubuntu.

Hal pertama yang dilakukan menancapkan microSD yang terpasang ke cardreader. Saya menggunakan cardreader microSD merk votre yang saya beli seharga Rp 8.000


Saya menggunakan perintah sudo fdisk -l pada terminal untuk mengetahui alamat dari SD card tersebut. Terlihat yang terdeteksi berada pada /dev/sdb.


Maka selanjutnya adalah proses imaging. bs=4M merupakan besarnya bufer size yang saya gunakan untuk proses imaging. Saya juga menggunakan aplikasi pv yang berfungsi untuk dapat melihat proses berjalannya imaging yang dilakukan oleh dd. Jika ingin menggunakan, bisa install terlebih dahulu sudo apt pv 


Yang patut diperhatikan dalam proses imaging ini adalah kecepatan dipengaruhi oleh spesifikasi komputer/laptop. Untuk imaging dari SD Card yang berkapasitas 8GB membuat Laptop sayang menjadi LEMOT. Mungkin karna laptop saya menggunakan intel celeron hikssss.. Untuk memastikan kondisi tersebut saya pun mengecek aktifitas pemakai CPU dari dd ini dengan perintan top di terminal.


Cukup besar bukan. Pantas saja membuat laptop saya tiba-tiba lemot.
Sekian, semoga menginspirasi :D


Kamis, 20 April 2017

Menyimpan Hasil Traceroute, Ping, Nslookup ke Sebuah File



Sebagai Administrator jaringan, kita tidak hanya bertugas mengamankan jaringan yang ada namun juga dituntut untuk bisa membuat ataupun mendokumentasikan hasil dari analisis jaringan yang sedang kita kerjakan. Selain untuk orang lain, dokumentasi tersebut perlu untuk diri kita sendiri. Hal ini dikarenakan network tersebut bersifat dinamis. Apa yang dilakukan detik ini akan sangat bisa berbeda didetik kemudian.

Simplenya sih, saat kita melakukan ping kesebuah jaringan saat ini sering kali hasilnya berbeda saat kita lakukan ping ke jaringan tersebut di menit berikutnya, mungkin saat kita melakukan ping mendapatkan hasil 200ms bisa jadi ping berikutnya 1000ms.

Untuk melakukan analisis jaringan tentunya kita harus memiliki data-data, data yang benar-benar fakta salah satunya dengan mendokumentasikan hasil jaringan yang kita kerjakan.

Caranya cukup mudah, misalkan kita ingin menyimpan hasil dari traceroute ke sebuah file agar nantinya dapat melihat perbandingan dan analisis yang akurat. Pertama, kita traceroute dulu agar bisa melihat perbandingan hasilnya. Contoh kali ini traceroute ke google.com.


Untuk menyimpan hasil tersebut kedalam sebuah file cukup dengan perintah:
traceroute google.com >> namafile.txt


Maka ketika selesai, hasilnya akan ada file baru. Dalam hal ini file yang saya simpan adalah tr_file.txt.


Untuk melihat isi file bisa gunakan text editor apapun seperti nano, pico, vim dll. Dalam hal ini saya menggunakan cat yaitu cat namafile.


Cukup mudah bukan. Sama halnya juga jika menyimpan hasil dari scanning ping, nslookup dan lain-lain cukup menambahkah setelah perintah utama tersebut dengan   >> namafile.